Saya pernah dengar seorang lelaki berkata:
“Saya solat Subuh setiap hari. Saya baca Al-Quran. Saya berdoa. Tapi kalau bos marah… saya diam. Saya takut nak tanya gaji lewat. Saya takut nak cakap salah.”
Dia bukan orang yang lemah iman.
Dia cuma… takut.
Dan dia bukan satu-satunya.
Di Malaysia, ramai dari kita hidup dalam dua dunia yang bertentangan — dan kita belajar jadi dua orang.
Imej Via : Shutterstock
🕋 Dunia Pertama: Di Masjid
Di sini, kita dengar:
- “Allah Maha Mendengar.”
- “Allah Maha Melihat.”
- “Jangan menipu. Jangan ambil hak orang.”
- “Berdirilah untuk kebenaran, walaupun ia tidak selesa.”
Kita yakin. Kita percaya. Kita tenang.
🏢 Dunia Kedua: Di Pejabat
Di sini, kita belajar:
- “Jangan banyak soal.”
- “Bos marah, kamu kena tunduk.”
- “Kalau kamu tak setuju, kamu boleh pergi.”
- “Jangan cakap ‘tidak’. Cakap ‘ya, saya cuba’.”
Dan di antara dua dunia ini…
Kita belajar berpura-pura.
Kita solat, tapi diam bila hak kita diambil.
Kita baca Al-Quran, tapi takut nak tanya gaji lewat.
Kita berdoa: “Ya Allah, berikan aku rezeki yang halal,”
tapi kita diam bila bos ambil separuh gaji kita — “sebab dia baik, dia bagi kerja.”
💬 Ini Bukan Cerita Fiksyen. Ini Kisah Nyata.
Seorang wanita 26 tahun, staf admin di Shah Alam, berkata:
“Saya dah 5 bulan tak dapat gaji penuh. Bos cakap ‘situasi sukar’. Saya takut tanya. Takut dia kata ‘kamu boleh cari kerja lain’. Saya takut. Tapi saya ingat, Allah suruh kita ambil hak kita. Saya tidur malam tu menangis. Saya takut pada Allah… tapi lebih takut pada dia.”
Dia bukan lemah.
Dia cuma terperangkap.
🧠 Apa Yang Sebenarnya Berlaku? 3 Sebab Utama
1. “Allah Tak Lihat Saya Sekarang” — Ilusi Yang Menghancurkan Iman
Kita percaya Allah Maha Melihat.
Tapi dalam pejabat?
Kita secara tidak sedar berfikir:
“Allah tak akan tahu kalau saya pura-pura tak faham kerja.”
“Allah tak akan marah kalau saya diam bila bos cakap tak betul.”
“Allah tak akan hukum saya kalau saya tak berani tanya gaji.”
Ini bukan kekufuran.
Ini kemalasan rohani.
Kita rasa Tuhan jauh — tapi manusia dekat.
“Kita takut pada manusia kerana kita nampak mereka.
Kita takut pada Allah kerana kita tak nampak Dia.”
— Ibn Qayyim al-Jawziyyah
2. “Kalau Saya Berani, Saya Kena Keluar” — Trauma Sistemik
Ramai dari kita — pekerja shift malam, driver, pekerja kilang, staf agensi — hidup dalam sistem yang tidak adil.
- Gaji rendah.
- Tiada kontrak tetap.
- Tiada serikat.
- Tiada perlindungan.
Kalau kamu tanya gaji lewat?
“Kamu boleh cari kerja lain.”
Kalau kamu tanya cuti?
“Kamu tak ikut arahan.”
Kalau kamu tanya hak kamu?
“Kamu tak bersyukur.”
Ketika hidupmu bergantung pada seorang manusia — kamu belajar takut pada manusia itu. Bukan pada Tuhan.
Ini bukan masalah agama.
Ini masalah keadilan sosial — yang membuat iman jadi “hanya di hari Jumaat”.
3. “Saya Takut Dikatakan ‘Tak Tahu Syukur’” — Tekanan Budaya Yang Menindas
Kita diajar:
“Bersyukurlah. Jangan mengeluh. Sabarlah.”
Tapi…
- Bersyukur ≠ diam.
- Sabar ≠ terima ketidakadilan.
- Tawakal ≠ biarkan orang lain ambil hakmu.
Kita salah faham “kesabaran” sebagai kepasifan — bukan keberanian yang tenang.
Allah berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api (neraka).”
— Surah Hud: 113
Allah tidak suruh kita diam.
Allah suruh kita tidak ikut zhalim.
Dan itu termasuk — diam ketika kita dizhalimi.
🌱 Apa Yang Boleh Kita Buat? 3 Langkah Praktikal (Bukan Ceramah)
✅ 1. Tukar “Takut Pada Bos” Jadi “Takut Pada Allah yang Melihat”
Setiap kali kamu rasa takut untuk berbicara — katakan dalam hati:
“Allah sedang melihat.
Bos hanya sementara.
Allah tidak akan lupa hak saya.”
Ini bukan doa.
Ini latihan mental.
Seperti senaman.
Lakukan setiap pagi.
Lama-lama, hati kamu akan berubah.
✅ 2. Catat Satu Kezaliman Setiap Minggu — Dan Tanya: “Apa Yang Allah Nak Saya Buat?”
Bukan untuk mengeluh.
Tapi untuk mencari jalan keluar yang benar.
- Adakah saya boleh berbincang dengan HR?
- Adakah saya boleh tulis surat sopan?
- Adakah saya boleh cari nasihat dari ulama yang faham kerja?
Allah tidak suruh kamu jadi pahlawan.
Allah suruh kamu jadi orang yang berani mencuba — dengan cara yang baik.
✅ 3. Jangan Biarkan Iman Hanya Di Masjid. Bawa Iman Ke Meja Kerja.
Ketika kamu duduk di meja kerja — jangan biarkan hatimu kosong.
Buka telefon. Baca ayat ini:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
— Al-Baqarah: 153
Sabar bukan diam.
Sabar adalah tetap berdiri — walaupun semua orang menekanmu.
💬 Penutup: Iman Bukan Hanya Solat. Iman Juga Berani.
Kita bukan orang yang takut pada Allah.
Kita orang yang takut kehilangan gaji.
Tapi ingat:
Allah yang memberi gaji.
Bos hanya alat.
Dan Allah tidak akan biarkan kamu dizhalimi — jika kamu berani menuntut hakmu dengan cara yang benar.
Jangan biarkan imanmu jadi hiasan di dinding.
Biarkan ia jadi suara dalam hati — yang berani berkata:
“Saya tidak akan diam.
Saya tidak akan pura-pura.
Saya takut pada Allah.
Dan itu cukup.”
0 Comments